Tuesday, March 29, 2016

Pangalengan - Situ Cileunca (Outbond, Flying Fox, Paintball, Rafting, Hiking)

Assalamualaikum wr wb. 
Sampurasun,


Hari yang menyenangkan, dimana kegiatan outdoor bersama teman teman kantor semakin dekat. Moment ini sangat jarang sekali. Berkumpul bersama seluruh personal di kantor saja sudah sudah, apalagi untuk mengadakan acara outbond di luar kantor.

Pada waktu ini semua nya dapat berkumpul bersama mengikuti acara outbond bersama di daerah Jawa Barat, Pangalengan, Situ Cileunca.

Singkat cerita, malam hari tanggal 27 Maret 2016 beberapa orang yang tempat tingal nya jauh sudah berkumpul di rumah salah satu Bos saya di Cipaganti. Dan keesokan hari nya saat pagi hari, beberapa orang datang untuk melengkapi seluruh personal. 

28 Maret 2016 
07.00 WIB
Berangkat menuju Situ Cileunca, disana kami menyewa sebuah Guest House berkapasitas bisa lebih dari 13 orang. Kami berangkat dengan sebuah mobil elf berkapasitas 20 orang. 

10.00 WIB
sampai di Situ Cileunca



11.00 WIB
Sambil menunggu acara outbond, bermain futsal dulu.

12.00WIB
Makan siang dan Beristirahat.

13.00WIB
Rafting dimulai. keseluruhan personal dibagi menjadi 3 team dan masing masing mempunyai guide nya. Di tepi Situ Cileunca, kami melaksanakan briefing dan melakukan pemanasan terlebih dahulu di atas Situ Cileunca. Pemanasan dimulai dari tepian Situ Cileunca latihan mendayung menyusuri Situ, dan berakhir di tepian Situ yang mendekati hulu dari Sungai Parahyangan. Sungai Parahyangan adalah sungai dimana kita akan melakukan aktifitas Rafting.













15.30 WIB
Flying Fox

16.30 WIB
Paintball sampai sebelum magrib.


Setelah bermain paintball, kami semua membersihkan seluruh badan dan mulai beristirahat. sembari disirami hujan yang begitu dingin, kami sambil santap makan malam, dilanjut dengan api unggun dan membakar jagung, dan menikmati malam saat itu.

29 Maret 2016
07.00 WIB
Bersiap siap untuk melakukan Hiking ke gunung yang ada dibelakang Guest House, perjalanan sekitar 1jam. Pemandangan hiking banyak melalui perkebunan Teh. tinggi gunung tersebut sekitar 1500mdpl.




12.00WIB
Pulang ke Bandung dan ke rumah masing masing. Dibawah ini adalah video summary keseluruhan kegiatan. ingin melihat video rafting nya seperti apa? check this video. Thank you.. :')





Salam,
Post By
Rizal Riansyah







Monday, March 7, 2016

Laut China Selatan Part V - Kep. Riau, Pulau Matak - Conocophilips (23 Februari 2016 - 7 Maret 2016)

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh..
Sampurasun.


Untuk beberapa kali saya mengunjungi tempat yang jarang sekali untuk orang umum kunjungi karena akses yang sulit dan jauh.


Saya kebetulan mempunyai pekerjaan di daerah Laut China Selatan, perairan Natuna di sebuah FSO (milik Conocophilips. Berangkat menggunakan pesawat berkapasitas 50 orang, Pelita Air Jenis ATR-72-500 dari Bandara Halim Perdana Kusuma menuju ke Bandara Matak di pulau Matak, Kepulauan Anambas. Pesawat ini  bukan pesawat umum, melainkan pesawat khusus yang dipakai oleh Conocophilips untuk crew change personel mereka. Perjalanan udara itu ditembuh dengan waktu 2 jam 30 menit. Sesampainya di Matak Airport, saya melanjutkan terbang dengan sebuah Chopper / Helicopter Sikorsy S76+ Milik Pelita Air menuju FSO Intan. Perjalanan itu ditembuh kira kira 40 menit.

Saya bekerja di FSO Intan kurang lebih 2 minggu. Saat tiba waktunya pulang, kembali saya menggunakan chopper Sikorsy S76+ dari FSO Intan menuju Pulau Matak, di Matak Airport, kepulauan Anambas. Namun saya tidak mendapatkan sit untuk flight ke Jakarta, sehingga saya diharuskan untuk tinggal beberapa hari di Pulau Matak sambil menunggu jadwal pulang ke Jakarta. Pulau Matak adalah pulau yang kecil, kesana kemari terlihat lautan yang luas dan beberapa pulau yang mengelilinginya. Disini juga memiliki pemandangan pantai yang menawan.

Dibawah ini sebagian video yang saya abadikan saat di kepulauan anambas, Matak.



Salam,
Post By
Rizal Riansyah

Monday, February 8, 2016

Gunung Ciremai 3078mdpl - Jawa Barat (06-08 Februari 2016)

Gunung Ciremai 3078mdpl

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarohatuh,
Sampurasun,

Bergegas dengan niat yang kuat untuk pendakian selanjutnya, saya akhirnya sampai pada pendakian ke atap tertinggi yang berada di Jawa Barat. Gunung itu adalah Gunung Ciremai atau Cereme atau Cireme. Gunung dengan ketinggian 3078mdpl ini berada di tiga kabupaten besar yaitu Cirebon, Kuningan, dan Majalengka.

Gunung Ceremai termasuk gunungapi Kuarter aktif, tipe A (yakni, gunungapi magmatik yang masih aktif semenjak tahun 1600), dan berbentuk strato. Gunung ini merupakan gunungapi soliter, yang dipisahkan oleh Zona Sesar Cilacap – Kuningan dari kelompok gunungapi Jawa Barat bagian timur (yakni deretan Gunung GalunggungGunung GunturGunung PapandayanGunung Patuha hingga Gunung Tangkuban Perahu) yang terletak pada Zona Bandung.

Ceremai merupakan gunungapi generasi ketiga. Generasi pertama ialah suatu gunungapi Plistosen yang terletak di sebelah G. Ceremai, sebagai lanjutan vulkanisma Plio-Plistosen di atas batuan Tersier. Vulkanisma generasi kedua adalah Gunung Gegerhalang, yang sebelum runtuh membentuk Kaldera Gegerhalang. Dan vulkanisma generasi ketiga pada kala Holosen berupa G. Ceremai yang tumbuh di sisi utara Kaldera Gegerhalang, yang diperkirakan terjadi pada sekitar 7.000 tahun yang lalu (Situmorang 1991).

Letusan G. Ceremai tercatat sejak 1698 dan terakhir kali terjadi tahun 1937 dengan selang waktu istirahat terpendek 3 tahun dan terpanjang 112 tahun. Tiga letusan 1772, 1775 dan 1805 terjadi di kawah pusat tetapi tidak menimbulkan kerusakan yang berarti. Letusan uap belerang serta tembusan fumarola baru di dinding kawah pusat terjadi tahun 1917 dan 1924. Pada 24 Juni 1937 – 7 Januari 1938 terjadi letusan freatik di kawah pusat dan celah radial. Sebaran abu mencapai daerah seluas 52,500 km bujursangkar (Kusumadinata, 1971). Pada tahun 1947, 1955 dan 1973 terjadi gempa tektonik yang melanda daerah baratdaya G. Ciremai, yang diduga berkaitan dengan struktur sesar berarah tenggara – barat laut. Kejadian gempa yang merusak sejumlah bangunan di daerah Maja dan Talaga sebelah barat G. Ceremai terjadi tahun 1990 dan tahun 2001. Getarannya terasa hingga Desa Cilimus di timur G. Ceremai.


Kembali ke Cerita Pendakian kami.

Tanggal 8 Februari 2016 adalah tanggal merah, yaitu bertepatan dengan Tahun baru Imlek. Dengan mengetahui ada tanggal merah di awal bulan Februari itu, beberapa pendaki yang sibuk dengan pekerjaannya biasanya dimanfaatkan untuk pendakian.

Dari beberapa anggota dari beberapa tim pecinta alam dari HACP, PETA, dan P3k, maka hanya ada empat orang yang fix melanjutkan pendakian di hari libur tersebut. Kami adalah Rizal (Cimahi), Genta (Jakarta), Endang (Purwakarta) dan Ahyar (Jakarta).

Beberapa hari sebelum keberangkatan, keempat orang tersebut sudah membicarakan tentang logistik dan makanan yang akan digunakan di pendakian Gunung Ceremai. Termasuk juga dengan cara berkumpul dan jalur yang akan dilalui nya. Kami sepakat untuk memulai pendakian melalui Jalur Apuy (Kuningan), dan Jika memungkinkan, akan melintas kawah lalu turun melalui jalur Linggarjati (Kuningan).

5 Februari 2016
17.00WIB
Rizal dan Ahyar sudah bertemu di daerah Tebet, sambil menunggu Genta yang masih mengurusi pekerjaannya.

18.30WIB
Rizal, Ahyar dan Genta sudah bertemu. Mereka berdiskusi sejenak, sambil packing packing keril mereka lalu dilanjut dengan sholat magrib berjamaah bersama. 

19.00WIB
Sehabis sholat magrib berjamaah, mereka pun berangkat ke Kampung rambutan menggunakan Busway dari Pancoran dan berhenti di Pasar Rebo. 

20.30WIB

Tiba di Pasar Rebo. Di Pasar Rebo mereka beristirahat sejenak, ada yang ke toilet, ada yang makan.
Lalu Berkumpul kembali dan memulai berdoa untuk perjalanan ke bis malam hari itu.
Setelah menunggu lama, mereka pun mendapatkan bis untuk berangkat ke Kuningan, menggunakan Bis Lur Agung dengan tarif 70.000 yang biasa nya 50.000 namun saat itu adalah libur panjang sehingga kenek bis menaikan harga menjadi 70.000.

6 Februari 2016
00.00WIB
Endang salah satu teman dari mereka yang akan ikut dalam pendakian Gunung Ciremai baru naik bis dari Kopo (Purwakarta) berbeda bis dengan Rizal, Ahyar dan Genta. Meskipun berbeda bis, mereka sudah janjian akan bertemu di perempatan Kuningan.

02.00WIB
Akhirnya Tiba juga di tujuan yang mereka janjikan. Mereka turun dari bis dan berkumpul berempat di Pertigaan Kuningan, di sebuah Indomaret yang buka 24Jam. Disana mereka membeli beberapa perbekalan untuk pendakian Gunung Ciremai seperti air mineral, makanan makanan yang akan menjadi perbekalan selama melaksanakan pendakian tersebut. Belanja selesai, merekapun merapihkan semua belanjaan kedalam keril masing masing dan saling berbagi beban keril. Tak lama setelah merapihkan keril, mereka mencari informasi mengenai kelanjutan perjalanan dari perempatan Kuningan menggunakan apa untuk sampai ke terminal Maja.

Dari informasi yang mereka dapat dari beberapa orang sana, akhirnya kita mereka sepakat menggunakan mobil elf menuju Terminal Maja dengan tarif 50ribu/orang.

02.30WIB
Berangkat ke Terminal Maja, Majalengka.

04.30WIB
Lelah memang perjalanan mereka saat tiba di Terminal Maja. disana mereka melaksanakan sholat subuh dan beristirahat untuk mengurangi rasa lelah dan ngantuk yang mereka rasakan.

Di Terminal Maja pagi itu, banyak pendaki yang sama akan melaksanakan pendakian Gunung Ciremai via jalur Apuy.

Mereka mencharter mobil pick up bergabung dengan pendaki lain agar beban biaya semakin murah dibagi. Biaya saat itu dapat 20ribu/orang. Jika berjalan dari terminal Maja menuju Pos 1 - Berod akan ditembuh dengan waktu 45menit diluar waktu istirahat. dengan menggunakan mobil pick up, mereka menghemat waktu dan tenaga juga.

05.00WIB
Tiba di Pos 1 - Berod.
Meraka langsung pengurus pendaftaran untuk pendakian. Pendaftaran dikenakan biaya 50ribu/orang. Ini adalah biaya pendaftaran pendakian paling mahal selama mereka melakukan pendakian ke beberapa Gunung. Dengan 50ribu tersebut, mereka diberi asuransi, trash bag untuk sambah, dan mendapatkan jatah sarapan di warung dekat dengan pos pendaftaran.

Jika ada yang menggunakan kendaraan bermotor bisa juga di titip di pos ini. 


Pemandangan dari Pos 1 - Berod




07.00WIB
Start Pendakian dimulai. Mulai memasuki pos pemeriksaan. Disana mereka diambil data nya, logistik apa saja yang mereka bawa untuk pendakian, berapa lama rencana pendakian, dan jalur yang akan mereka lalui.
Pos 2 - Arban
Pos 3 - Tegal Masawa
Pos 4 - Tegal Jamuju
Pos 5 - Sanghyang Rangkah
Mereka beristirahat dan makan siang di Pos 4 dengan memasak beberapa makanan berat untuk memulihkan stamina.

17.00WIB
Sebelum tiba di Pos 6 - Goa Walet, mereka diguyur hujan. Merekapun langsung menggunakan raincoat agar badan tidak kedinginan oleh hujan.

sebelum tiba di Pos 6 - Goa walet, ada persimpangan pertama, itu adalah pertemuan dua jalur pendakian via Apuy dan via Palutungan.

keatas lagi akan ada pertigaan kembali, ke arah kanan itu adalah ke Goa Walet. dan apabila mengambil lurus ke atas, maka itu adalah jalur menuju ke Puncak Ciremai.

Mereka memutukan untuk Camp malam hari tepat di depan Goa Walet sehingga mereka mengambil jalur ke kanan.

Setelah tiba di Goa Walet, mereka mendirikan dua tenda untuk mereka berempat, tak lupa pula mereka memasang Flysheet untuk melindungi tenda daari hujan karena hujan terus menerus mengguyur mereka.

Sebelum magrib mereka berhasil mendirikan tenda. 
Tenda telah berdiri, merekapun bergegas mengeluarkan peralatan masak dan mulai mempersiapkan untuk makan malam. 

Daerah Goa Walet adalah depan di depan Goa Walet dengan posisi yang ada di lengkungan batu, dan berada di bawah nya, sehingga area ini melindungi para pendaki dari terjangan angin gunung.

Didalam Goa Walet nya sendiri sangat gelap dan lembab, dari atas atap Goa selalu meneteskan air jernih. Mereka menggunakan ember untuk menampung air itu dan mereka gunakan untuk memasak dan cadangan minum.

21.00WIB
Malam semakin larut dan mereka pun tidur untuk memulihkan staminanya.

7 Februari 2016

05.00WIB
Bangun Pagi, Membuat beberapa minuman hangat dan makanan untuk sarapan.

07.00WIB
menikmati pemandangan di pagi hari di Goa Walet.

09.00WIB
Packing keril.

10.00WIB
Melanjutkan pendakian ke puncak tertinggi Ciremai. Trek dari Goa Walet menuju ke top puncak sangat terjal, bebatuan yang mudah untuk terlepas. Harus berhati hati saat pemilihan pijakan kaki.




Pos 6 - Goa Walet
Top Puncak Ciremai 3078mdpl
Merekapun tiba di Top Puncak membawa semua keril nya. Duduk sebentar, dan lelah mereka menghilang dengan sendirinya saat melihat seluruh Ciptaan Yang Maha Kuasa dari atas puncak.







Tidak lama mereka menikmati pemandangan dari top puncak Ciremai. Mereka melanjutkan perjalanan lintas jalur, melewati bibir kawah untuk menuruni gunung via Linggarjati.

11.00WIB
Tiba di Puncak Sunan Mataram




11.30WIB

Tiba di puncak Ciremai Linggarjati.



12.00WIB
Mulai melakukan perjalanan turun via jalur Linggarjati. Penurunan Jalur linggajati akan dimulai dengan trek yang terjal berbatu dan dikelilingi oleh edelweiss dan pohon pohon yang terbakar. :(




Pos Pangasinan

Pos Sangga Buana
Pos Batu Lingga
Pos Bapa Tere
Pos Tanjangan Seruni
Pos Pangalap
Dari Pos Pangalap masih ada beberapa pos lagi namun baterai habis sehingga tidak sempat untuk mengambil foto. Dari Pos Pangalap, kebawah lagi ada Pos Kuburan kuba, Pos Kondang Amis, Pos Leuweung Datar, Pos Cibunar, dan Terakhir adalah Pos Linggasana.

Jika Di urut trek via linggarjati dari bawah ke atas adalah : 
Pos Linggasana – Pos Cibunar (1 jam)
Poc Cibunar – Pos Leuweung Datar(30 menit)
Pos Leuweung Datar – Pos Kondang Amis (30 menit)
Pos Kondang Amis – Pos Kuburan Kuda (1 jam)
Pos Kuburan Kuda – Pos Pangalap (1 jam)
Pos Pangalap – Pos Tanjakan Seruni (1,5 jam)
Pos Tanjakan Seruni – Pos Bapa Tere (2 jam)
Pos Bapa Tere – Pos Batu Lingga (1 jam)
Pos Batu Lingga – Pos Sangga Buana(2 jam)
Pos Sangga Buana – Pos Pangasinan (45 menit)
Pos Pangasinan – Puncak Ciremai (30 menit)


TOTAL = 11 jam 45 menit. Tidak termasuk dengan waktu bermalam dan istirahat. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mendaki gunung Ciremai adalah 2-3hari 1malam/2 malam. Untuk perjalanan turun gunung biasanya hanya 7-8 jam.
21.00WIB
Tiba di base camp Linggajati.



Dibawah ini adalah video video pendakian Gunung Ciremai 3078mdpl dengan jalur pendakian via Apuy, jalur lintas dan turun via Linggarjati







Terima Kasih,
Salam,
Post By,
Rizal Riansyah